Rabu, 09 Juli 2014

Karena cinta aku begini..

Ini adalah sebuah kisah nyata dari seorang wanita yang pernah tidur sekamar denganku. Dan kini, dia telah merasakan bagaimana pahitnya sebuah kehidupan. Dia adalah sosok teman yang ketegaran hatinya patut ditiru. Untuk temanku yang sedang merajut sebuah kehidupan, tetaplah tersenyum pada matahari. Esok pasti lebih indah, bestiƩ!

"Hai, matahari! Aku siap untuk menjalani hari ini!"

Namaku Ferlisya Andini Swasti, biasa disapa Ferli atau Andin tapi bisa di panggil Ferli aja terlihat lebih manis. Aku sangat menikmati kisahku, bahagia dengan apa yang saat ini aku miliki. Sampai akhirnya aku bertemu dan menyapa cinta. Hmm, sebenarnya aku sudah lama untuk merasakan jatuh cinta, tapi cinta yang satu ini jatuhnya beda.

Seseorang yang berhasil membawaku dalam sebuah kata cinta adalah Ramanda Syarief atau biasa disapa Rama. Dia adalah mantanku, kejadian kami bisa kembali pacaran lagi pun terjadi begitu saja. Dan inilah awal ceritaku dan dia..

Dia adalah sahabatku, aku begitu dekat dengannya. Dia mengerti aku, dia menemani ku di saat apapun, hingga akhirnya aku kehilangan sesuatu yang berharga bagiku yang diambil olehnya, Rama. Dan dari situlah aku mencintainya, bagiku dia adalah yang pertama untukku dan aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku dengannya. Ya, aku sangat amat teramat mencintai dirinya, Rama.

Sesuatu yang indah bersama dengannya, hariku seperti kupu-kupu yang berterbangan di sebuah taman. Hanya ingin berdua dengannya dan dalam dekap hangatnya. Aku mencintainya, karena alasan apapun bagiku apa saja akan aku lakukan demi dia dan demi cinta kami. Tak akan pernah aku mencoba lari dari hidupnya sedetik pun.

Berterbangan tinggi dengannya di udara. Mencintainya adalah hal terasyik yang aku rasakan. Aku mencintai Rama dan Rama pun merasakan apa yang aku rasakan. Kami berdua bagai Rama dan Sinta. Kami tidak ingin terpisahkan karena alasan apapun aku mencintainya dan sekali lagi aku tidak ingin dia meninggalkan aku.

Bagiku segalanya apapun demi keutuhan cinta kami akan di hadapi berdua. Dan selanjutnya, aku memutuskan pergi dari rumah menuju rumah sahabatku, Mellyana Putri a.k.a Melly. Sahabatku ini lah yang aku percayakan untuk mengerti kisah cinta kami, aku percaya padanya, merasa nyaman bercerita dengannya. Aku senang dia bisa mempersilahkan aku tidur dirumahnya, aku berutang budi padamu, Melly, terimakasih teman.

Kami bagai dua sejoli yang sedang di mabuk asmara, ya, lucunya kami membuat sebuah panggilan layaknya orang dewasa yang sudah menikah, papa-mama. Aku mendapatkan panggilan itu dari seorang sahabatku dan kekasihnya. Dia sahabat yang membiarkan aku tidur dirumahnya.

Suatu saat jika aku sudah mempunyai rezeki, aku akan s'lalu mengingat hal yang pernah kamu lakukan untukku, Mel.

Berdua dengan Rama menghabiskan hari hingga senja tiba. Dunia terasa milik kami berdua, tak dapat ku bayangkan apa jadinya aku ini tanpa cintanya dan raganya yang selalu menemaniku ini. Aku sangay mencintai dirinya, tak akan ada seorang pun yang akan memisahkan kami berdua. Dan jika kami berpisah, ku pastikan duniaku tak seindah bersamanya saat ini.

Blam!
Seakan ada guntur di siang bolong rasanya kenyataan ini adalah cobaan  terberat kami. Tapi disisi lain kami bahagia. Kami dan terutama aku, akan menjadi orang tua. Impian semua wanita adalah menjadi seorang ibu dengan suami yang setia disisinya. Dan, apakah aku dan dia akan menjadi orang tua yang baik untuk anak kami tersebut? Apa aku sudah pantas di panggil 'ibu'?

Pagi-pagi selalu terlihat menyejukkan, lebih lebih belakangan hari ini. Aku terlalu bahagia melihat sikap Rama yang sudah mulai sedikit demi sedikit berkorban demi membiayai calon bayi yang ada di rahimku ini. Cintanya untuk calon bayinya begitu besar, Rama rela bekerja pontang-panting demi segenggam emas yang akan dia persembahkan jika anaknya lahir nanti.

Terharu? Pastinya.

Wanita mana yang tidak terharu melihat perjuangan seseorang yang dia cintai mati-matian demi hidupnya.

Kata-kata yang menyakitkan terucap dari orang tua Rama, membuat hati jatuh ke dalam sebuah jurang. Andai semua ini dapat ku buktikan bahwa apa yang aku punya dalam rahim ini adalah buah cinta anaknya. Pasti sudah ku lakukan.
Sedih, sakit, dan kecewa. Hanya rasa itu yang menemaniku. Di tambah sikap kedua orang tua ku yang seakan ikut serta juga untuk menentang hadirnya buah cinta ku. Rasanya aku tidak tau harus berbuat apa.


Hingga akhirnya, hari itu pun tiba...

Mereka memaksaku..
Dan aku kehilangan seorang malaikatku.

Akankah kamu menunggu Mama mu ini di pintu surga dan menyelamatkan Mama mu kelak di akhirat nanti? Allahuallam nak, Maafkan perlakuan kakek-nenek mu itu nak. Mama mencintai kamu sampai kapanpun itu, sayang.

Tapi, di sisi lain Rama yang mengetahui bahwa aku mau menggugurkan anak kami, dia marah dan sangat kecewa. Hingga akhirnya dia memilih wanita lain dan melakukan apa yang sudah dia lakukan padaku ke wanita tersebut, sakit, tapi aku berusaha tegar. Ah! Aku yakin wanita itu gak akan bertahan lama dengan Rama, batinku.

Ya, sempat ada obrolan bodoh antara aku dan wanita itu. Kenapa aku bisa bilang bodoh? Ya mungkin karna aku menceritakan kisah kami ke wanita itu. Mungkin aku sangat mencintai Rama dan aku pun sebenarnya gak rela Rama memilih wanita lain selain aku. I am blinded about my love to you.

Tak selang beberapa lama, wanita itu dan Rama akhirnya berpisah. Dan tidak menunggu waktu lama Rama dan aku kembali bersama. Sempat aku berfikir, diakah orang yang dikirim Tuhan untuk menjadi masa depanku? Jika memang benar nyatanya, segala badai akan aku terjang demi mencintai dirinya.

Lambat laun hubunganku dengan Rama tak bisa di satukan kembali. Perlahan demi perlahan aku mencoba melepaskan dekapannya. Seperti kebanyakan wanita lainnya, aku terlalu bersedih tapi masih bisa berlagak baik-baik saja didepan semua orang.

Siang itu, aku bangun dari tidurku. Mandi dan aku terus berfikir, apa yang harus aku lakukan? Gak pantes lagi aku kaya gini! Aku kehilangan segalanya. Dan, entah setan apa yang merasuki tubuhku siang itu. Aku turun ke ruang tamu Melly dengan sebotol air minum. Dan menenggak segenggam beberapa obat tidur seketika menghilang dan aku meminum air minum yang aku bawa turun tadi. Seketika tubuhku melemas.

Terima kasih Melly, bunda Melly, Tira, Rama dan teman teman Rama. Kalau saja kalian tidak ada aku akan tidur untuk selamanya.

------

Jadi, ini adalah jalan yang aku pilih
Aku telah memilih sesuatu hal yang salah
Karena kesalahan masa lalu ku
Karena dosa yang aku dapatkan lah aku menjadi seperti ini
Aku tahu ini salah dan tidak seharusnya aku lakukan
Tapi, aku tak punya jalan lain

Pak, Bu, maafin Ferli udah lari dari kalian
Seakan Ferli melupakan kalian
Itu semua salah!
I miss you daddy and mommy!
Aku menghindar bukan karna aku tidak ingin bertemu dengan kalian
Aku sangat amat teramat merindukan kalian

Seakan air mata dapat mewakili perasan ku
Iya, aku menangis
Aku merindukan orang tua ku
Tapi aku juga bingung apa yang harus aku lakukan bila bertemu dengan mereka

Hari-hari aku jalani dengan teman temanku
Terima kasih kalian semua
I love you guys!
Thank you for your love guys!
Thanks for support me!
Thank to available every moment guys!

Dan, aku percaya suatu hari aku akan menemukan sosok yang akan menerima masa lalu ku, hidup ku dan keadaan ku
Seperti apa yang telah teman-temanku dapatkan
Ya, cepat atau lambat aku pasti mendapatkannya..

(note: maaf kalo kata-kata ku mungkin kurang bagus, aku bukan penulis, teman. aku hanyalah menulis apa yang aku tahu tentang kamu dan maaf aku gak bisa kasih cerita banyak soal kamu, many thing too privacy to shared. percaya ya semuanya akan berhenti dan kamu akan memulai hidup baru mu lagi. Spesial untuk kamu, sahabat, teman, saudari. Keep wanna beyour self, mylove. Muah! Anyway sorry ya sengaja gak pakai nama asli, 'lho kenapa?' ini privacy, rahasia, cukup aku, adikku, dia dan mantannya saja yang tau cerita ini)


—————————————————————

Hi! It's been a long time for me when I write this letter for her.

I miss her so bad..

But..

I know 1 thing, she's fine and happy and shining like a stars




Tidak ada komentar: